PANGKALPINANG – Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah atau genap, seperti sapi, kambing, kerbau, babi, kijang/rusa di Indonesia akhir-akhir ini pastinya membuat resah masyarakat dan berimplikasi pada kerugian ekonomi. Untuk itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Kep. Babel) langsung melakukan penanganan segera.
Salah satunya melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Satuan Tugas (Satgas) PMK yang dilakukan secara daring, Senin (15/8/2022). Dalam rakor yang diikuti oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota se-Babel, TNI/POLRI, BNPB, dan BPBD ini membahas mulai dari progres penanganan, hingga pembahasan strategi penanganan ke depannya.
Jarwansah, selaku Deputi IV Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB mengatakan setelah tanggal 6 Juli 2022 yang lalu sempat naik kasus aktifnya, bahkan ada 22 provinsi yang terinfeksi. Pemerintah telah berupaya menekan kasus PMK ini, sehingga per tanggal 15 Agustus 2022, hanya 19 provinsi saja yang masih terinfeksi.
“Namun, kami tetap berharap dari 19 provinsi ini, dalam waktu tidak terlalu lama, bisa mencapai zero case, terutama di Bangka Belitung. Karena berdasar data yang ada di kami, kasus aktif di Babel sedikit. Jadi, insya Allah bisa segera 0 kasusnya,” ujar Jarwansah.
Adapun berdasarkan data dari Satgas PMK, di Babel terdapat 107 kasus PMK, diantaranya Bangka (46), Bangka Tengah (26), Bangka Selatan (1), Bangka Barat (1), dan Pangkalpinang (33). Sementara itu, Belitung dan Belitung timur dilaporkan sudah zero case.
Untuk menangani PMK, pemerintah telah menetapkan 4 strategi, yakni biosecurtity, pengobatan, vaksinasi, dan potong bersyarat. Dalam hal ini, Pemprov. Kep. Babel telah melakukan progres kegiatan seperti vaksinasi terhadap hewan ternak, testing dan trading, pengobatan hewan ternak yang sakit, dan potong bersyarat.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kep. Babel, Edi Romdhoni mengatakan bahwa vaksinasi hewan di Babel sudah mencapai 63,93 %, dimana realisasi vaksin mencapai 6.393 dosis, dari target vaksinasi yaitu 10.000 dosis.
“Vaksinnya pertama kali sekitar 800 dosis, lalu tiba lagi sekitar 10.000 dosis. Jadi totalnya ada 10.800 dosis yang masuk. Dan sisanya kini 4.407 dosis per-tanggal 14 Agustus 2022,” ujar Edi.
Diketahui strategi yang diambil dalam hal penanganan PMK ini belajar dari kasus Covid-19, yang mana kini sudah mulai melandai. Tentu, untuk mencapai terus melandainya kasus PMK ini, perlu kolaborasi dan sinergi yang solid antar instansi, baik itu Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, BNPB, BPBD, juga masyarakat.