PANGKALPINANG, AksaraNewsroom.ID —
Pelayanan Rumah Sakit (RS) Siloam Hospital di Provinsi Bangka Belitung akhir-akhir ini menuai sorotan pasca diterpa kasus dugaan penelantaran terhadap seorang pasien yang akhirnya meninggal dunia pada 10 Februari 2025 lalu.
Kasus ini telah menjadi perhatian dan masih didalami oleh BPJS Kesehatan Pangkalpinang. Rentetan penyebab hingga akhirnya meninggalnya pasien kini masih menjadi tanda tanya alias misteri, seperti apa penanganannya dan siapa yang bertanggungjawab atas kasus tersebut.
“Infonya sedang ditindaklanjuti oleh bagian terkait,” ujar Surya Atmaja, yang sebelumnya sempat menjabat Staf Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Pangkalpinang pada Minggu (16/2/2025) dikonfirmasi Aksara Newsroom, seraya meminta untuk konfirmasi langsung kepada pihak bagian terkait.
- Baca Juga: Viral! Keluarga Pasien Ngamuk di Rumah Sakit Siloam Bangka, Diduga Telantarkan Ibunya hingga Meninggal Dunia
- Baca Juga: Mencuat Aroma Dugaan Konflik Kepentingan di RSUD Depati Hamzah, Terkuak Ikut Campur Kolegium hingga Soal 17 Miliar
Tangis haru serta luapan kekecewaan sebelumnya tampak menyelimuti kepergian seorang pasien yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Siloam Bangka.
Dalam salah satu rekaman vidio yang sebelumnya viral dan kini beredar di media sosial, keluarga korban menganggap pihak rumah sakit diduga telah menelantarkan pasien.
Luapan kemarahan lainnya yang diungkap, yakni padahal keberadaan dan kondisi korban sejak lama kritis hingga perlu tindakan medis.
“Mama saya sudah enggak ada. Yang bilang ruang ICU penuh siapa!,” ungkap seseorang perempuan dalam video yang diunggah akun Tiktok @tinaani78, dikutip Aksara Newsroom.
- Baca Juga: Awalnya Klaim Suaminya Dikontrak Tak Dibayar di RSUD Depati Hamzah, Ternyata 20 Juta Perbulan
Kekecewaan keluarga korban tampak kian pecah ketika mendapatkan kabar berbeda lantaran dari pihak rumah sakit sebelumnya menyatakan bahwa ruangan ICU telah penuh, namun kenyataan diketahui kosong.
Terkuaknya ruang yang dimaksud itu kosong setelah didapati informasi oleh tetangganya anak korban yang juga sempat dirawat di ICU Siloam Bangka.
“Padahal ruang ICU itu kosong tadi pagi,” timpal keluarga pasien yang lainnya.
“Pasien ICU itu keluar tadi malam dirawat di lantai (6-red) 7, itu ada tetangga kita dirawat di ICU, dia bilang dari semalam itu kosong. Mama saya kritis dari tadi malam dibiarin di belakang, dibilang ruang ICU penuh,” ungkapnya, menceritakan usai bertemu tetangganya.
Terdengar pula suara samar-samar diduga dari pihak RS Siloam soal saran untuk dirujuk ke rumah sakit lain. Mendengar respon itu, keluarga pasien tampak langsung menyahutnya. “Gak ada konfirmasi, percuma. Saya tuntut ini,” cetusnya.
“Dari malam sudah kritis mama saya. Katanya harus masuk ICU, katanya ruang ICU di rumah sakit ini penuh, harus dioper di rumah sakit lain, mama saya enggak ada tindak lanjut. Ternyata ruang ICU di rumah sakit ini kosong,” ungkapnya.
“Gak ada alasan. Ini pasien sudah darurat, bukan pasien main-main. Mama saya itu kritis, enggak bisa nafas itu dari tadi malam, dari pagi nafasnya juga sudah susah tapi tidak ada tindak lanjut juga. Pada diam disini, dipanggil juga diam. Darurat dipanggil darurat dokter enggak ada-ada. Kalian ini gimana kerjanya. Ini pasien sudah darurat kalian masih santai saja,” kata dia.
Sementara itu di akhir-akhir video, keluarga pasien terdengar menyatakan akan mencari keadilan dan menuntut pihak RS Siloam Bangka.
Sementara, Business Development Head Siloam Bangka, Yohan Gusanto, menyampaikan bahwa internal rumah sakit sedang melakukan penelusuran terhadap pihak-pihak yang menangani pasien tersebut.
“Saat ini dari management masih telusur lapangan dengan tim medis, staf, perawat dan dokter-dokter yang merawat pasien saat itu. Nanti bila sudah ada kesimpulannya akan dikabari secepatnya ya,” katanya, Kamis (13/2/2025).
Sementara itu Staf Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Kota Pangkalpinang, Evy, meminta terkait tahapan serta kelanjutan proses investigasi oleh pihaknya tersebut untuk dapat dikonfirmasikan langsung kepada Kepala Cabang BPJS Kesehatan Kota Pangkalpinang.
“Waalaikumsalam Pak. Untuk kasus ini disampaikan satu pintu oleh kepala cabang ya. Adapun kontak kepala cabang kami,” ujarnya Minggu (16/2/2025)
BPJS Kesehatan Lakukan Investigasi
Kasus ini sedang dilakukan investasi oleh BPJS Kesehatan Kota Pangkalpinang. Menurut laporan berita ditayangkan BangkaPos pada 14 Februari 2025, dikutip Aksara Newsroom, BPJS Kesehatan Pangkalpinang dikabarkan tengah mengumpulkan bukti-bukti serta melakukan audit terkait kejadian atas kasus dugaan penelantaran pasien di RS Siloam Bangka.
“Kemarin sudah terjadi pertemuan mediasi antara pihak rumah sakit dan keluarga pasien. Kami juga telah mendengarkan klarifikasi dari manajemen rumah sakit yang turut dihadiri oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah. Dalam pertemuan tersebut, pihak rumah sakit menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga pasien,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pangkalpinang, Aswalmi Gusmita pada Jumat (14/2/2025), dikutip Aksara Newsroom.
Aswalmi menyebutkan, ada beberapa hal yang masih perlu diinvestigasi lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan aspek audit mutu layanan rumah sakit. BPJS Kesehatan akan melibatkan Tim Pencegahan Kecurangan JKN Daerah yang dipimpin oleh Dinas Kesehatan untuk menelusuri lebih dalam dugaan pelanggaran tersebut.
Adapun berdasarkan hasil awal investigasi, salah satu pelanggaran yang telah teridentifikasi adalah masalah iuran biaya. Pasien diminta untuk membeli satu kantong darah dari empat kantong yang dibutuhkan. Selain itu juga terdapat informasi yang tidak tepat mengenai hak kelas rawat pasien, di mana pasien diduga diminta untuk naik kelas perawatan meskipun pihak rumah sakit membantah hal tersebut.
“Rumah sakit menyatakan bahwa hak kelas rawat pasien sebenarnya tersedia, tetapi keluarga pasien memilih untuk naik kelas. Hal ini akan kami buktikan melalui audit dokumen,” jelas Aswalmi.
Penulis : Hendri J. Kusuma/dede