BANGKA, AksaraNewsroom.ID – Nasib naas menimpa empat orang pekerja tambang timah di Gunung Manik, Desa Benteng, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung pada sekira pukul 16.00 WIB, Kamis (25/7/2024). Tiga diantaranya dikabarkan tertimbun longsoran tanah, satu diantaranya selamat.
Dari informasi yang diperoleh Aksara Newsroom dari keterangan Elpriyanto dan Novria, awalnya mereka mengetahui para pekerja telah tertimbun longsor saat melakukan patroli tambang ke lokasi di Gunung Manik.
“Saat mengecek ke lokasi sudah terjadi longsoran tanah yang menimpa 4 orang pekerja tambang, 1 diantara keempat korban yakni Nie (L/38), berhasil selamat, sementara ketiga ketiga penambang lainnya masih terjebak di timbunan tanah,” ujar Kepala Basarnas Pangkalpinang, I Made Oka Ostawa.
Oka mengatakan berdasarkan informasi yang diterima oleh pihaknya bahwa setelah mengetahui hal tersebut, keduanya kemudian melaporkan peristiwa itu pengawas tambang. Selanjutnya pengawas tambang mengerahkan dua alat berat untuk membantu mencari para penambang.
Kemudian pada pukul 18.02 WIB, satu korban berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Korban yang ditemukan tersebut adalah Budiar berusia 55 tahun.
“Upaya pencarian hingga saat ini terus dilakukan terhadap dua korban yang tersisa. Kemudian pengawas tambang melaporkan kejadian tersebut ke Kansar Pangkalpinang untuk meminta bantuan SAR,” ujar Oka.
Pasca menerima informasi adanya pekerja tertimbun longsor tersebut, Kansar Pangkalpinang memberangkatkan I Tim Rescue USS Muntok menuju lokasi kejadian yang berada di Desa Benteng Kota.
Oka mengatakan informasi kejadian yang menimpa penambang tersebut informasi baru diterima oleh pihaknya pada malam.
“Dalam merespon hal tersebut, Kami memberangkatkan 1 tim rescue untuk membantu mengevakuasi para penambang yang masih terjebak. Semoga upaya Bersama dalam pencarian terhadap 2 penambang yang masih terjebak dapat membuahkan hasil dengan cepat,” kata dia.
Oka mengatakan tentunya diharapkan yang turut membantu dalam proses pencarian dan turun kelapangan senantiasa memperhatikan alat keselamatan untuk diri sendiri agar tidak timbul korban berikutnya. “Dikarenakan kondisi alam yang sulit ditebak,” kata Oka. (hjk/dd)