PANGKALPINANG, AksaraNewsroom.ID –
Bank Sumsel Babel rencananya akan mengembangkan potensi alam di bidang perkebunan. Dukungan tersebut dalam pengembangan ekosistem kopi di Kepulauan Bangka Belitung dan kopi dari Pagar Alam yang menjadi produk unggulan.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan, bahwa akan mengoptimalisasikan pembiayaan ekonomi dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada pengembangan ekosistem kopi.
“Sangat penting sekali membangun ekosistem kopi dari hulu ke hilir, mulai dari petani, pengepul, hingga konsumen. Bank Sumsel Babel yang ada di daerah-daerah nantinya bisa menyalurkan KUR untuk para petani-petani kopi,” ujar Achmad Syamsudin.
Achmad juga mengapresiasi potensi besar kopi di Bangka Belitung dan pagar alam, yang dapat menjadi identitas kuat melalui warung kopi lokal.
“Kedepannya nanti, pihak Bank Sumsel Babel akan mensupport untuk mengembangkan warung kopi lokal,” ucapnya.
Ia menambahkan, bahwa konsep inovatif seperti lomba antar warung kopi dengan hadiah menarik bisa mendorong promosi produk lokal dan meningkatkan ekonomi daerah.
“Bank Sumsel Babel mendukung ekspor kopi dan membuka peluang pasar baru, terutama bagi generasi muda yang mengembangkan kopi dengan konsep kekinian,” ungkap Achmad Syamsudin.
Direktur Bank Sumsel Babel juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk menciptakan ekosistem yang solid.
“Dengan branding yang kuat, kita bisa membawa kopi Bangka Belitung dan Pagar Alam ini dikenal hingga tingkat nasional, bahkan global. Warung kopi bisa menjadi pusat interaksi kreatif, tempat ekonomi tumbuh, dan budaya berkembang,” pungkasnya.
Diketahui pada tahun 2024, Bank Sumsel Babel menunjukkan kinerja positifnya dalam penyaluran KUR. Penyaluran KUR dari BPD terealisasi sebesar 30 persen untuk pembiayaan UMKM kopi di Sumsel.
Tercatat sepanjang 2024 hingga 14 November, Bank Sumsel Babel telah menyalurkan Rp1,2 triliun KUR terhadap sektor pertanian dan perkebunan termasuk pembinaan petani kopi di Sumsel.
Keseluruhan akses pembiayaan KUR oleh Bank Sumsel Babel sebesar 6,86 persen terealisasi khusus perkebunan tanaman kopi. Sementara persentase lainnya terbagi untuk penyaluran KUR kelapa sawit 23,78 persen, perkebunan karet dan penghasil getah lainnya 13,98 persen serta pertanian padi 7,17 persen. (*)