PANGKALPINANG, AKSARANEWSROOM.ID – Imbas kenaikan harga ayam yang cukup signifikan berdampak terhadap penjualan atau omset pedagang ayam potong di Pasar Induk Kota Pangkalpinang. Tingginya harga ayam juga mempengaruhi terhadap daya beli masyarakat.
Kenaikan harga ayam potong dikisaran Rp 43-45 ribu per kilogram seperti yang terpantau di Pasar Pagi dan Pasar Induk Pangkalpinang. Kenaikan ini terpantau sejak akhir tahun lalu hingga awal tahun 2022 ini.
Akibat tingginya harga ayam di pasaran akhir-akhir ini, diakui serta dikeluhkan oleh salah seorang pedagang di Pasar Induk Pangkalpinang, dimana minat atau daya beli masyarakat tampak menurun.
Menurutnya, penurunan daya beli masyarakat dipicu tinggi harga ayam di pasaran. Adapun saat ini harga ayam bersih dijual seharga Rp 43-45 ribu per kilogram.
“Daya beli (masyarakat) jauh berkurang. Biasanya stok dalam seminggu sebanyak 1.200 ekor ayam, sekarang 50 ekor satu hari pun tidak habis. Jauh berkurang,” kata pedagang ayam di Pasar Induk, Rusli, Minggu (9/1/2022).
“Warung-warung biasa ngambil 30 kilogram kini sekarang hanya 10 kilogram. Banyak menurun,” ungkapnya.
Menurunnya daya beli masyarakat itu membuat pedagang mengurangi stok. Sebab, kata Rusli, kini stok 50 ekor ayam pun sulit dijual dalam seharian. Biasanya dalam seminggu pemotongan ayam capai seribuan ekor.
“Dikatakan tidak mencukupi kini bahan atau stok melebihi (di agen-red), ya banyak. Kan, ada juga kiriman ayam dari luar dan ada dari lokal,” imbuhnya.
Biaya Produksi Pengaruhi Kenaikan Ayam Dipasaran
Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) UMKM Kota Pangkalpinang menyebut kenaikan harga pakan atau biaya produksi serta pembatasan kuota pada ayam menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga ayam di pasaran.
Berdasarkan data Disperindag Kota Pangkalpinang pada Jumat (7/1/2022) lalu, terpantau harga ayam potong di dua pasar di Pangkalpinang mencapai Rp 42-45 ribu per kilogram.
“Sebenarnya harga ayam ini juga dipengaruhi kenaikan harga pakan ayam, pembatasan kuota ternak dari kementerian terhadap para peternak, sehingga mempengaruhi produksi mereka,” ujar Kepala Disperindag Kota Pangkalpinang, Donal Tampubolon.
Adapun ayam potong yang dijual di pasaran di Pangkalpinang, kata Donal, didatangkan dari luar Pangkalpinang atau dari Kabupaten yang ada di Provinsi Bangka Belitung maupun dari luar Pulau Bangka.
“Sedangkan kita hanya menerima dari agen ke distributor. Jadi distributor ada di Kabupaten,” kata dia, menjelaskan rantai pasokan ayam.
“Faktor besarnya memang dari itu tadi, baik dari peternak sendiri harga produksinya sudah naik, mulai dari pakan hingga kuota yang sudah dikurangi,” katanya.
Menurut Donal, kenaikan harga ayam sudah terjadi sejak awal Desember 2021 hingga kini.
Beberapa waktu lalu, Donal menyebut pihak Disperindag Provinsi Babel telah memanggil dan meminta penjelasan para distributor, agen hingga para pedagang terkait kenaikan harga ayam di pasaran.
“Saat itu ditanya kenaikan harga ayam ini terjadi dimana, itu dijelaskan pertama dari tingkat peternak itu sendiri sudah naik, harga pakan naik dan ongkos angkut, yang kedua yaitu stok dibatasi. Sekarang kan dibatasi,” jelasnya.
Di sisi lain, lanjut Donal, jika terjadi penimbunan atau sengaja melakukan penahanan stok ayam di tingkat distributor atau agen, kemungkinan kecil tidak terjadi lantaran ayam tersebut tak lagi produktif atau afkir.
“Jika memang terjadi penimbunan atau penahanan stok, tidak akan mungkin agen atau peternak itu akan menahan ayamnya karena jika lewat umur itu afkir atau tidak layak jual. Itu harus dijual dari waktu atau hari, kalau tidak katanya mereka sudah rugi total,” jelasnya.
“Jadi mereka pun tidak berani memainkan disitu, misalnya sengaja menahan ayam supaya naik. Itu enggak bisa,” lanjutnya, menjelaskan.
Rantai penjualan dimulai dari pedagang ayam di pasaran, lalu tingkat agen hingga distributor. Dijelaskan Donal, yakni pemesanan ataupun pembelian ditingkat agen ke distributor dilakukan dengan partai besar dengan pembayaran cash.
“Adapun kalau pedagang ayam kita langsung beli ke peternak-distributor mungkin tidak sanggup karena partai besar dan itu harus cash. Jadi mereka beli harus melalui agen lagi, agen ini yang ke distributor beli cash,” pungkasnya.
Penulis : Hendri Kusuma/Dede