Oleh : Dhea Okta Yolanda (Mahasiswi Fakultas Hukum UBB)
Salah satu provinsi penghasil timah terbesar yang ada di Indonesia adalah Provinsi Bangka Belitung, produksi tambang yang ada di daratan maupun di laut Bangka Belitung sangat lah menunjang perekonomian masyarakat, yang saat ini pengolahan hasil tambang maupun reklamasi pasca tambang di kelola penuh oleh perusahan plat merah yaitu PT TIMAH Tbk .
Namun, bicara soal pertambangan timah, pasti ada efek positif dan negatif yang dihasilkan terhadap lingkungan sekitar daerah tambang itu sendiri. Adapun yang menjadi sorotan masyarakat sekarang ini adalah carut marutnya pertambangan liar yang saat ini banyak menambang di daerah yang tidak harusnya di tambang oleh para penambangan liar. Hal ini tidak lepas dari pengawasan pihak terkait.
Salah satu daerah yang miris sekali yang bisa kita lihat ada pertambangan liar adalah pada daerah Kota Pangkalpinang, dari sampel yang kita telusuri mulai dari Daerah Aliran Sungai (DAS), sampai ke wilayah pinggiran pantai.
Tambang tambang ilegal sangat mudah kita liat bersama, sehingga berdampak langsung pada lingkungan yang dulu nya air sangat jernih, hutan yang begitu tertata, sekarang menjadi hancur berantakan akibat tambang ilegal tersebut, se-akan akan tidak ada sentuhan dari pihak pemerintah setempat untuk penertiban tambang tersebut.
Untuk diketahui, Pangkalpinang tidak ada wilayah tambang sesuai dengan peraturan yang sudah ada, baik perda maupun UU minerba itu sendiri. Merujuk ke UU minerba No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara beserta Revisi selanjut nya memuat mulai dari Kewenangan Pengelolaan dan perizinan sampai dengan poin penguatan Perusahaan BUMN yang di tunjuk oleh pemerintah pusat sebagai pelaksana regulasi pertambangan timah yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Oleh karena itu, dengan ada nya aturan aturan hukum yang termuat tentang pertambangan timah ini, semua pihak terkait bisa melakukan evaluasi terhadap apa yang terjadi di ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang kita cintai bersama.