PANGKALPINANG, www.aksaranewsroom.id – PT Timah Tbk (TINS) saat ini turut memasok kebutuhan produk hasil hilirisasinya berupa timah solder ke beberapa sektor industri.
Timah solder merupakan pencampuran antara bahan mineral perak dan timah yang berfungsi menyambungkan dua buah komponen logam.
Berdasarkan laporan ESDM, sebanyak 96% timah solder yang dibuat TINS ditujukan untuk pasar ekspor.
Negara-negara tujuan ekspor produk tersebut cukup beragam, misalnya Taiwan, China, Korea Selatan, India, dan Singapura.
Adapun sisa 4% hasil produksi timah solder, dijual untuk konsumsi di dalam negeri.
TINS menjalankan kegiatan produksi timah solder melalui anak usahanya yaitu PT Timah Industri. Perusahaan ini fokus pada pengembangan produk hilirisasi komoditas timah.
Sejalan dengan itu, Presiden Joko Widodo akan melarang ekspor sejumlah komoditas logam. Setelah nikel, kali ini, timah masuk dalam rencana tersebut. Kebijakan itu merupakan bagian untuk mengebut hilirisasi.
Sejumlah komoditas logam yang diekspor tidak lagi dalam bentuk bahan mentah atau raw materials, tapi sudah dalam produk turunan sehingga memiliki nilai tambah (value added).
Sebagai informasi, pada semester I-2022, TINS memproduksi bijih timah sebanyak 9.901 ton atau turun 14% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 11.457 ton.
Dari jumlah tersebut, 39% atau 3.829 ton di antaranya berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61% atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut.
(hjk)