JAKARTA, www.aksaranewsroom.id – PT TIMAH Tbk (“Perseroan”; IDX: TINS) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian Limited Review untuk periode yang berakhir 30 Juni 2023. Tercatat, TINS membukukan pendapatan senilai Rp4,57 triliun pada kuartal II-2023 dengan menghasilkan EBITDA senilai Rp533,6 miliar, dan laba tahun berjalan senilai Rp16,2 miliar.
Penurunan sebagian harga logam pada akhir semester 1 2023 ditengah permintaan global yang lemah dan peningkatan persediaan logam timah di gudang LME mengakibatkan harga logam timah bergerak fluktuatif cenderung menurun. Di tengah fluktuasi harga, TINS tetap mencatatkan laba positif dengan volume penjualan sebesar 8.307 metrik ton sampai dengan semester 1-2023.
“Kondisi harga jual rerata logam timah dan cuaca yang belum mendukung sampai dengansemester 1-2023 masih menjadi penyebab penurunan produksi timah yang menggerus laba bersih Perseroan. Saat ini kepercayaan pihak kreditur atau institusi keuangan terhadap Perseroan masih kuat.” ujar Fina Eliani Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Pada kuartal II 2023, TINS mencatat produksi bijih timah sebesar 7.755 ton atau tercapai 78% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.901 ton.
Adapun produksi logam timah sebesar 8.100 metrik ton atau tercapai 92% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 8.805 metrik ton, serta penjualan logam timah sebesar 8.307 metrik ton atau tercapai 84% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9.942 metrik ton.
Harga jual rerata logam timah sebesar USD26.828 per metrik ton atau lebih rendah 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD41.110 per metrik ton. Sampai dengan kuartal II 2023, TINS mencatatkan ekspor timah sebesar 92% dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Jepang 17%; Korea Selatan 14%; Belanda 11%; Amerika Serikat 9%; Taiwan 9%; dan India 8%.
Kinerja Keuangan
Dari produksi dan penjualan logam timah yang dihasilkan pada kuartal II 2023, Perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp4,57 triliun sehingga menghasilkan EBITDA sebesar Rp533,6 miliar dan laba tahun berjalan sebesar Rp16,2 miliar.
Posisi nilai aset Perseroan pada kuartal II 2023 sebesar Rp12,80 triliun, sementara posisi liabilitas sebesar Rp6,12 triliun, naik 2% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp6,02 triliun. Di samping itu, pinjaman bank dan utang obligasi pada kuartal II turun menjadi Rp2,72 triliun dari sebelumnya Rp2,77 triliun.
Posisi ekuitas sebesar Rp6,68 triliun, turun 5% dibandingkan posisi akhir tahun 2022 sebesar Rp7,04 triliun seiring dengan pembagian dividen yang dicadangkan.
Indikator keuangan Perseroan menunjukkan hasil yang baik terlihat dari beberapa rasio keuangan penting di antaranya Quick Ratio sebesar 48%, Current Ratio sebesar 206%, Debt to Asset Ratio sebesar 21%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 41%.
Kondisi saat ini dan prospek ke depan
Momentum perubahan manajemen baru di jajaran Direksi Perseroan pada RUPST tanggal 15 Juni 2023 diharapkan dapat meneruskan dan meningkatkan kinerja Perseroan. Beberapa jajaran Direksi yang bertugas saat ini adalah talent terbaik yang sudah lama berkiprah di
Perseroan dan memiliki kompetensi di bidangnya yang diharapkan membawa perbaikan kinerja Perseroan ke depannya.
Manajemen baru telah melakukan upaya-upaya strategis untuk meningkatkan kinerja Perseroan di antaranya penambahan unit Kapal Isap Produksi, penerapan efisiensi di seluruh bisnis proses, peningkatan kapasitas produksi tambang primer, pembukaan tambang darat baru, serta peningkatan recovery dengan mengoptimalkan unit-unit pengolahan.
Di sisi lain, pengamanan aset Perseroan dan penegakan aturan serta kerja sama penambangan rakyat untuk mereduksi illegal mining di wilayah konsesi pertambangan Perseroan pun terus digalakkan.Manajemen tetap optimis akan adanya peningkatan di kuartal berikutnya sesuai target yang sudah ditetapkan Perseroan.***