PANGKALPINANG, AksaraNewsroom.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Safrizal ZA menghadiri Rilis Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kep. Babel pada Kamis (1/7/2024) di Aula BPS Babel di Air Itam Pangkalpinang.
Dari data rilis BPS Babel, Provinsi Babel tercatat mengalami inflasi year on year sebesar 0,84 persen dan deflasi month to month sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga konsumen (IHK) 103,54. Andil inflasi year on year utamanya disumbang oleh komoditas beras, sigaret kretek mesin, dan emas perhiasan. Sementara itu andil deflasi month to month utamanya disumbang komoditas bawang merah, cabai merah, dan beras.
Pj Gubernur Safrizal mengungkapkan bahwa tidak ada gejolak komoditi harga, dan saat ini inflasi Kep. Babel rendah dan stabil. Dikatakannya, hari ini rata-rata harga komoditi kita disektor paling bawah, dan ini harus dijaga agar kita paling bawah walaupun kita ada resiko juga mengalami inflasi di beberapa komoditi.
“Karena berdasarkan informasi dari BMKG akan masuk ke musim panas ini beresiko bagi beberapa komoditi yang membutuhkan cukup air bagi tanaman petani, misalnya bawang merah kemudian cabai merah kemudian termasuk padi. Ini di beberapa lokasi digital seperti di Toboali ada beberapa lahan yang sudah mulai kekeringan air sehingga komoditinya diubah dari komoditi yang membutuhkan cukup air menjadi komoditi yang dengan sedikit air pun masih tetap bisa tumbuh,” ujarnya.
Sehingga dijelaskannya, perlu strategi-strategi guna menjaga supaya inflasi ini tetap rendah namun tidak terlalu fluktuatif.
“Jadi kalau turun, ya turunnya pelan-pelan kalau naik maka naiknya pelan-pelan. Inflasi kita ini masih rendah terbawah se Indonesia jadi, bahan pokok ini rendah malahan bahan-bahan olahan juga akan ikut rendah. Nah jadi misalnya harga beras rendah, harga cabe rendah, harga bawang rendah, maka berikutnya harga-harga di rumah makan akan ikut stabil rendah,” tambahnya.
Menurut Pria yang menjabat sebagai Dirjen Bina Adwil Kemendagri ini, dari data rilis BPS ini juga ada beberapa hal yang akan ditindaklanjuti, misalnya beberapa angka-angka ekspor sudah bagus, tinggal didorong beberapa jenis komoditi yang kelihatan sudah meningkat tajam.
“Kalau bulan Januari-Februari kita 0% untuk ekspor misalnya ekspor timah, kita akan terus dorong para pemilik usaha pertambangan ini untuk mengecek produksinya dan ini akan membantu bagi hasil bagi pemerintah provinsi dan juga dari pemanfaatan air tanah,” katanya.
Dirinya juga menggenjot investasi dan memberikan kemudahan izin usaha. Misalnya ada yang ingin berinvestasi perkebunan bambu, ada yang mengajukan pembuatan pabrik kaulin.
“Sepanjang investasi tersebut make sense dan visible, kita akan memberikan karpet merah,” pungkasnya.
Penulis: Lisia Ayu
Foto: Jo
Editor: Budi