PANGKALPINANG, AksaraNewsroom.ID – Wakil Ketua III DPRD Provinsi Bangka Belitung Edi Nasapta turut menanggapi kasus dugaan penelantaran pasien di Rumah Sakit Siloam Bangka yang belakangan viral hingga menjadi perhatian publik.
Kasus ini sebelumnya telah menjadi perhatian serta dilakukan investigasi awal oleh BPJS Kesehatan Pangkalpinang. Hasilnya, RS Siloam Bangka dinyatakan terbukti mengeluarkan iuran biaya yang tidak sah terhadap pasien tersebut.
Sedangkan dugaan pelanggaran yang menyebabkan kehilangan nyawa berupa penelantaran pasien, BPJS Kesehatan Pangkalpinang menyatakan memerlukan investigasi mendalam melibatkan beberapa pihak.
Merespon hal itu, Edi Nasapta mengaku menaruh perhatiannya serta turut prihatin. Bahkan, ia sangat menyesalkan soal dugaan adanya penelantaran terhadap pasien.
Politisi Partai Nasdem ini pun mendukung dilakukan investigasi agar dugaan kasus tersebut bisa terungkap.
“Yang jelas pasien itu tidak boleh ditelantarkan, baik BPJS maupun tidak ya,” katanya saat ditemui Aksara Newsroom, Rabu (19/2/2025).
- Baca Juga: Kenakan Biaya Ini Terhadap Pasien Diduga Ditelantarkan, RS Siloam Bangka Kembali Mengulang Kesalahan Serupa?
- Baca Juga: Mencuat Aroma Dugaan Konflik Kepentingan di RSUD Depati Hamzah, Terkuak Ikut Campur Kolegium hingga Soal 17 Miliar
Edi lantas mencurigai biaya yang tidak sah dikenakan kepada pasien. Menurutnya, RS Siloam Bangka melalui pihak manajemen agar tidak abai dan perlu menindaklanjuti temuan pihak BPJS Kesehatan Pangkalpinang, apalagi jika memang terjadinya suatu pelanggaran.
Di sisi lainnya, Wakil Ketua DPRD Babel ini menyatakan sangat mendukung pihak BPJS Kesehatan melanjutkan investigasi atas dugaan pelanggaran yang menyebabkan kehilangan nyawa berupa penelantaran pasien.
“Perlu ditindaklanjuti untuk tindakan disiplin oleh pihak manajemen rumah sakit Siloam. Kita mendukung BPJS melakukan investigasi terhadap hal ini dengan menggandeng dinas kesehatan. Mendukung kita,” kata dia.
- Baca Juga: Duka dan Misteri Pasca Meninggalnya Pasien di RS Siloam Bangka, Menanti Hasil Investigasi BPJS Kesehatan
- Baca Juga: Awalnya Klaim Suaminya Dikontrak Tak Dibayar di RSUD Depati Hamzah, Ternyata 20 Juta Perbulan
Ia berujar tidak menutup kemungkinan langkah pihaknya untuk memanggil keluarga pasien maupun pihak rumah sakit apabila hal itu dibutuhkan.
“Tidak usah pakai rencana ya, jika nanti dibutuhkan kita panggil, kita adakan rapat dengar pendapat, melakukan pendalaman, ataupun kita bisa datang langsung ya, begitu juga kita panggil pihak BPJS,” katanya.
Keluhan dan Kekecewaan Keluarga Pasien
Pelayanan Rumah Sakit (RS) Siloam Hospital di Provinsi Bangka Belitung akhir-akhir ini menuai sorotan pasca diterpa kasus dugaan penelantaran terhadap seorang pasien yang akhirnya meninggal dunia.
Tangis haru serta luapan kekecewaan sebelumnya tampak menyelimuti kepergian seorang pasien yang akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di RS Siloam Bangka.
Dalam video yang beredar di media sosial, TikTok, yang diunggah oleh akun @tiniani78, terlihat keluarga pasien tampak marah lantaran menganggap pelayanan rumah sakit tidak maksimal hingga diduga menelantarkan keluarganya, hingga pasien meninggal dunia pada Senin (10/2/2025)
Dalam salah satu rekaman vidio yang sebelumnya viral dan kini beredar di media sosial, keluarga korban menganggap pihak rumah sakit diduga telah menelantarkan pasien.
Luapan kemarahan lainnya yang diungkap, yakni padahal keberadaan dan kondisi korban sejak lama kritis hingga perlu tindakan medis.
“Mama saya sudah enggak ada. Yang bilang ruang ICU penuh siapa!,” ungkap seseorang perempuan dalam video yang diunggah akun Tiktok @tinaani78, dikutip Aksara Newsroom.
Kekecewaan keluarga korban tampak kian pecah ketika mendapatkan kabar berbeda lantaran dari pihak rumah sakit sebelumnya menyatakan bahwa ruangan ICU telah penuh, namun kenyataan diketahui kosong.
Terkuaknya ruang yang dimaksud itu kosong setelah didapati informasi oleh tetangganya anak korban yang juga sempat dirawat di ICU Siloam Bangka.
“Padahal ruang ICU itu kosong tadi pagi,” timpal keluarga pasien yang lainnya.
“Pasien ICU itu keluar tadi malam dirawat di lantai (6-red) 7, itu ada tetangga kita dirawat di ICU, dia bilang dari semalam itu kosong. Mama saya kritis dari tadi malam dibiarin di belakang, dibilang ruang ICU penuh,” ungkapnya, menceritakan usai bertemu tetangganya.
Terdengar pula suara samar-samar diduga dari pihak RS Siloam soal saran untuk dirujuk ke rumah sakit lain. Mendengar respon itu, keluarga pasien tampak langsung menyahutnya. “Gak ada konfirmasi, percuma. Saya tuntut ini,” cetusnya.
“Dari malam sudah kritis mama saya. Katanya harus masuk ICU, katanya ruang ICU di rumah sakit ini penuh, harus dioper di rumah sakit lain, mama saya enggak ada tindak lanjut. Ternyata ruang ICU di rumah sakit ini kosong,” ungkapnya.
“Gak ada alasan. Ini pasien sudah darurat, bukan pasien main-main. Mama saya itu kritis, enggak bisa nafas itu dari tadi malam, dari pagi nafasnya juga sudah susah tapi tidak ada tindak lanjut juga. Pada diam disini, dipanggil juga diam. Darurat dipanggil darurat dokter enggak ada-ada. Kalian ini gimana kerjanya. Ini pasien sudah darurat kalian masih santai saja,” kata dia.
Sementara itu di akhir-akhir video, keluarga pasien terdengar menyatakan akan mencari keadilan dan menuntut pihak RS Siloam Bangka.
Dikonfirmasi sebelumnya, Business Development Head Siloam Bangka, Yohan Gusanto menyampaikan bahwa internal rumah sakit sedang melakukan penelusuran terhadap pihak-pihak yang menangani pasien tersebut. “Saat ini dari management masih telusur lapangan dengan tim medis, staf, perawat dan dokter-dokter yang merawat pasien saat itu. Nanti bila sudah ada kesimpulannya akan dikabari secepatnya ya,” katanya, Kamis (13/2/2025).
Dikonfirmasi ulang soal temuan BPJS Kesehatan Pangkalpinang, Yohan belum memberikan tanggapannya.
Penulis : Hendri J. Kusuma/de