PANGKALPINANG – Kesulitan yang dialami oleh rakyatnya langsung ditindaklanjuti oleh Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman. Seperti diketahui bahwa kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) terjadi di wilayah Bangka Belitung dalam beberapa hari terakhir.
Puncak kelangkaan disebutkan terjadi pada 10 Desember 2021. Akibat kelangkaan tersebut menyebabkan antrean yang mengular oleh kendaran roda dua dan empat hampir di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kondisi ini menimbulkan keresahan bagi masyarakat.
Menanggapi keresahan akan BBM ini, Gubernur Bangka Belitung langsung bergerak cepat dengan mengumpulkan seluruh stakeholder terkait. Mereka diantaranya pihak PT Pertamina Regional Sumbagsel, Forkopimda Babel, Bupati/Walikota serta perangkat daerah, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas, hingga pengusaha SPBU se-Babel, Sabtu (11/12/21) siang.
Dalam rapat virtual tersebut, disepakati beberapa poin penting yang diputuskan. Pertama, Gubernur meminta kepada Pertamina melalui GM Pertamina Regional Sumatera, Rama Suut Sinaga untuk membanjiri suplai semua jenis bahan bakar seperti Pertamax, Pertalite, dan Bio Solar ke seluruh SPBU di Babel.
“Pertamina harus membanjiri BBM dalam waktu satu minggu ini, dalam artian membanjiri ini menyuplai BBM 24 jam sampai antrean betul-betul berkurang. Suplainya juga harus adil, merata jangan sampai kalau hanya dibanjiri di perkotaan saja, takutnya orang akan banyak membeli di kota untuk dijual ke kabupaten,” tegasnya.
Erzaldi juga meminta agar ketersediaan BBM untuk Babel aman hingga delapan hari ke depan, yang semula dipastikan aman oleh Pertamina hanya untuk 2-3 hari saja. Hal ini dikarenakan waktu pengantaran pasokan BBM ke Babel memakan waktu 35 jam untuk tiap kapal berkapasitas 5000 kilo liter.
Namun jika hal tersebut dibiarkan, menurut Gubernur Erzaldi, kelangkaan BBM ditakutkan tidak akan berubah kearah yang lebih baik. Kebijakan lain yang akan diberlakukan Gubernur Erzaldi ialah dengan pembatasan pembelian BBM bagi masyarakat, baik untuk roda dua, maupun roda empat pribadi dan angkutan umum.
Kebijakan tersebut akan dituangkan ke dalam Surat Edaran oleh Gubernur Babel. Sebagai gambaran awal, bagi sepeda motor akan dibatasi pengisian 5 liter per motor, 25 liter untuk mobil pribadi, dan 35 liter untuk angkutan umum. Keputusan ini diambil setelah mendengar masukan dari Pertamina, maupun forkopimda dan peserta rapat lainnya.
“Besok saya minta edaran ini sudah berlaku. Nanti SK-nya saya tandatangani, terlebih dulu siapkan detailnya oleh dan Sekda Babel dan Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan. Kita akan kirimkan ke Hiswana Migas untuk diteruskan ke tiap SPBU, dan mulai berlaku besok (Minggu). Yang terpenting, saya minta Pertamina jangan lama-lama dalam memulihkan ini,” ungkapnya.
GM Pertamina Regional Sumatera, Rama Suut Sinaga menyampaikan kendala-kendala yang dihadapi yang menyebabkan terjadinya kelangkaan kebutuhan BBM di Babel murni disebabkan faktor cuaca, yang mengakibatkan kapal tanker pembawa bahan bakar sulit untuk masuk ke alur muara Baturusa. Kendala lainnya karena kecilnya tangki penampungan di Pertamina Pangkalbalam.
“Saat situasi normal memang tidak ada kendala, tetapi kendala tidak normal seperti faktor alam yang tidak bersahabat sangat besar sekali pengaruhnya. Kami terima kasih masukan semua,” ujarnya.
“Faktor kesulitan lain terjadi karena adanya panic buying dari masyarakat yang mengira bahwa ini akan terjadi dalam waktu lama, selain adanya pengetap (pengerit). Silakan membanjiri SPBU dengan operasional 24 jam agar masyrakat dapat BBM,” lanjutnya.
Sedangkan Operasional Pertamina Pangkalbalam Rezky Kurniawan, menyebutkan jika pihaknya sedang berupaya secara maksimal dalam penyaluran BBM ke seluruh wilayah, baik kota maupun kabupaten dengan memanfaatkan armada yang ada. Hingga pukul 12 siang tadi, dilaporkannya suplai bahan bakar untuk jenis Gasoline, Pertamax, dan Bio Solar telah tersuplai sebesar 70 persen.
Strategi penyalurannya akan dicoba dengan cara paralel menyalurkan terlebih dulu di SPBU kota untuk mengurai antrean. Adapun saat ini sudah tersalur sekitar 70 persen.
“Field terminal semaksimal mungkin kami segera normalisasi, agar tidak terjadi antrean lagi. Untuk proses normalisasi kita membutuhkan dukungan semua pihak, agar dalam kondisi saat ini konsumen yang membeli dibatasi dengan kuota tertentu sehingga dapat optimal. Kondisi kita kendala cuaca sehingga kapal berjejer di loading stock,” katanya. (ril/*).